me

me

Sabtu, 09 November 2013

BUAH MENGANDUNG PEKTIN DAN VITAMIN C


BUAH MENGANDUNG PEKTIN DAN VITAMIN C
1.      Buah yang mengandung pektin tinggi sebutkan ?
Kacang-kacangan
kacang-kacangan-biji-bijianmakanan-sehat.jpg
Buah jeruk
images.jpg
Buah sukun
images.jpg
Buah apel
pemasaran apel.jpg
Alpukat
images.jpg
Markisa
Markisa.jpg
Melon
images.jpg
Anggur
anggur.jpg
Coklat
koko.jpg
Strawberry
images.jpg
Papaya
IMG_0246-a-copy.jpg
Tomat
manfaat-buah-tomat.jpg
Pisang
pisang.jpg
Bit
bit.jpg
Kubis
kubis.jpg
Wortel
wortel-Carrot.jpg
Persik
persik.jpg
Kentang
kentang.jpg

2.      Buah yang mengandung vitamin C tinggi sebutkan ?
Jeruk
images.jpg
Papaya
IMG_0246-a-copy.jpg
Strawberry
images.jpg
Kiwi
kiwi.jpg
Blewah
blewah.jpg
Anggur
anggur.jpg
Alpukat
images.jpg
Apel
pemasaran apel.jpg
Jambu biji
jambu biji.jpg
Pisang
pisang.jpg
Tomat
manfaat-buah-tomat.jpg
Melon
images.jpg
Delima
delima.jpg
Markisa
Markisa.jpg
Jeruk besar
jeruk bali.jpg
Sirsak
sirsak.jpg
Mangga
mangga.jpg
Leci
leci.jpg
Semangka
semangka.jpg
Nanas
nanas.jpg
Lengkeng
lengkeng.jpg
Jambu monyet
jambu monyet.jpg

Sabtu, 07 September 2013

artikel FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KONSUMSI PADA REMAJA

images.jpg

FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KONSUMSI PADA REMAJA
hai selamat membaca untuk kamu yang mau tau lebih banyak lagi tentang gizi terutama untuk remaja.
1.      Konsumsi makanan
Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada dialam sekitar serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.
Worthington-Robert (1996) menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja, meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial, dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja tersebut. Biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar rumah seperti fast food.
2.      Pendidikan dan pengetahuan
Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Pendidikan sangat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi.
Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan :
1)      Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
2)      Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi.
3)      Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu ,sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 1986).
3.      Jenis kelamin
Kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan biasanya lebih tinggi anak laki-laki karena memiliki aktifitas fisik yang lebih tinggi.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kekurangan gizi lebih banyak terdapat pada anak perempuan dari pada anak laki-laki.
4.      Sosial ekonomi
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak pendapatan berarti semakin baik makanan yang diperoleh.
5.      Aktifitas fisik
Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Latihan fisik dapat meningkatkan kemampuan fungsional kardiovaskular dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada setiap penurunan aktifitas fisik seseorang.
Fikawati S & Syafiq A. 2007. Konsumsi kalsium pada remaja dalam Gizi dan kesehatan masyarakat. FKM UI. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Suhardjo. 1986. Sosial Budaya Gizi. PAU Pangan dan Gizi. Bogor
Worthington-Robert, B.S & S.R William. 1996. Nutrition Throughout The Life Cycle. Third Edition. Mosby-Year book.
Rusman Efendi, SKM, Msi. 2010. Kebutuhan Zat Gizi, Konsumsi, dan Perkembangan Kognitif.